Seperti yang sudah pernah dibahas sebelumnya, prediabetes merupakan kondisi peringatan sebelum seseorang benar-benar menderita diabetes. Kondisi prediabetes sendiri ditandai dengan tingginya kadar glukosa atau gula dalam darah karena adanya resistensi terhadap insulin. Resistansi insulin ini merupakan gejala awal dari adanya diabetes tipe 2 pada para penderita kondisi prediabetes.
Meski belum menjadi diabetes, namun kondisi prediabetes perlu segera ditangani, karena ada kecenderungan perubahan menjadi diabetes dalam kurun waktu 10 tahun. Selain itu, prediabetes juga meningkatkan risiko pasien untuk menderita penyakit jantung. Tindakan pencegahan dengan penyesuaian gaya hidup perlu dilakukan agar kelebihan berat badan maupun gula dalam darah dapat diturunkan hingga ke level normal.
Berbagai faktor risiko yang memungkinan seseorang mengalami prediabetes adalah keturunan, kelebihan lemak tubuh serta kurang aktif bergerak. Pada kondisi prediabetes yang demikian, gula dari makanan mulai menumpuk di dalam aliran darah, karena insulin kehilangan kemampuan aslinya untuk memindahkan dan memproses gula ke dalam sel-sel di tubuh. Terlalu banyak makan karbohidrat akan meningkatkan gula darah dengan cepat. Dan pada tahapan pradiabetes, tubuh penderita akan mengalami kesulitan mendistribusikan gula darah secara merata. \
Jenis makanan yang perlu diwaspadai dan diatur konsumsinya oleh penderita pradiabetes adalah karbohidrat yang juga menjadi sumber kalori pemberi energi dan sumber kenaikan gula dalam darah. Memperhatikan indeks glikemik dari suatu makanan dapat memberitahukan pada penderita pradiabetes, hubungan antara karbohidrat dan peningkatan dalam gula darah. Indeks glikemik akan membantu penderita pradiabetes untuk menentukan jenis karbohidrat mana yang aman, yang dicerna tubuh secara perlahan dan dapat mencegah peningkatan gula darah secara tiba-tiba.
Meski sangat diperlukan untuk menjaga pola makan, indeks glikemik akan lebih sulit ditentukan apabila makanan yang dikonsumsi kemudian bercampur dengan jenis makanan lain. Sifat indeks glikemik yang berubah-ubah kadang dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para penderita prediabetes untuk menaatinya. Berikut ini cara mengetahui indeks glisemik pada makanan yang dikonsumsi:
- Indeks glikemik tinggi dengan angka indeks di atas 70
- Indeks glikemik medium dengan angka indeks di antara 56 dan 69
- Indeks glikemik rendah dangan angka indeks dimulai dari 55 ke bawah
Makanan yang tergolong ke dalam kategori tinggi indeks glikemik tinggi merupakan jenis karbohidrat yang paling cepat dicerna dan tidak baik bagi pemilik kondisi prediabates. Contoh jenis makanan berindeks glikemik tinggi yang harus dibatasi konsumsinya adalah roti dari tepung putih, kentang dan nasi putih. Dari semua kategori indeks glikemik, jenis terbaik tentu adalah makanan berindeks glikemik rendah seperti roti gandum, nasi merah, oats yang masih kasar (bukan yang instan), sayuran tanpa kandungan zat tepung macam wortel dan sayuran ladang, kacang-kacangan, ubi jalar, jagung dan pasta yang terbuat dari gandum.
Untuk memastikan apakah makanan yang dibeli merupakan jenis makanan rendah kadar glikemik atau bukan, selalu lihat pada bagian informasi nutrisi. Kandungan serat yang tinggi biasanya menandakan adanya kadar glisemik yang lebih rendah. Hindari makanan olahan karena kadar indeks glikemik yang tinggi, begitu pula dengan jenis makanan yang mengandung banyak lemak tersaturasi.
Selain mengawasi kadar indeks glisemik, usahakan juga untuk selalu melakukan kontrol terhadap porsi makan. Meskipun jenis makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang rendah kadar indeks glisemiknya, jika porsi makanan tetap banyak, maka gula darah juga akan mengalami peningkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar