Rabu, 25 Mei 2016

Jenis-Jenis Obat Diabetes Militus

Diabetes adalah penyakit gangguan metabolisme yang memengaruhi kadar gula darah atau glukosa seseorang. Saat ini, sudah tersedia berbagai obat diabetes melitus untuk menurunkan kadar gula dalam darah dan dapat dikonsumsi bersamaan. Tapi, penggunaannya mesti diawasi dokter sebab memiliki cara kerja dan fungsi yang berbeda. Misalnya, jenis biguanide dan sulfonylurea dapat dikonsumsi bersama-sama namun ada risiko hipoglikemia, sehingga Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan fungsi ginjal terlebih dahulu. 

Terapi kombinasi obat-obatan oral atau mengombinasikan obat diabetes melitus dapat memperbaiki kontrol glukosa darah secara lebih baik daripada mengonsumsi satu jenis pil. Jadi, lebih baik menambah obat yang dikonsumsi daripada berganti obat jenis lain. Beberapa penelitian pun menganjurkan pemeriksaan kadar HbA1c setiap 2 – 3 bulan untuk melihat respons pengobatan. Namun penanganan terbaik tetap mengubah gaya hidup dan menghindari sedentary lifestyle.

Selanjutnya, simak penjelasan ragam obat diabetes melitus berikut ini:

  • Sulfonylureas
Sulfonylurea adalah obat diabetes melitus yang berfungsi memproduksi lebih banyak insulin sekaligus menurunkan kadar glukosa dalam darah. Obat diabetes melitus ini diminum sekitar sekali hingga 2 kali sehari sebelum makan.
Penderita diabetes melitus yang menggunakan obat ini harus memeriksakan fungsi ginjalnya terlebih dahulu. Pasalnya, proses metabolisme obat ini mayoritas berlangsung di ginjal. Selain itu, banyak kasus hipoglikemia yang terjadi dan bisa berakibat fatal hingga mengancam jiwa akibat penggunaan obat golongan ini.
  • Biguanides
Obat diabetes melitus yang bernama Metformin (Glucophage) termasuk jenis biguanide. Gunanya adalah membantu menurunkan kadar glukosa dalam darah dari liver dan membuat jaringan otot lebih sensitif terhadap insulin sehingga glukosa dapat diserap.
Obat diabetes melitus yang diminum 2 kali sehari ini memiliki efek samping mual dan rasa tidak nyaman pada sistem pencernaan hingga menimbulkan diare. Tapi, diare bisa pulih saat obat dikonsumsi dengan makanan. Obat golongan ini menjadi pilihan utama pasien diabetes melitus karena efek samping hipoglikemi amat jarang. Penderita diabetes melitus yang obesitas juga menggunakan obat ini karena secara tidak langsung metformin memiliki efek menurunkan berat badan.
  • Meglitinides
Obat jenis Meglitinides adalah obat yang menstimulasi sel beta untuk melepaskan insulin. Contohnya adalah obat repaglinide (Prandin) dan nateglinide (Starlix). Obat-obatan ini harus diminum sebelum makan sebanyak 3 kali. Obat diabetes melitus ini juga bisa menyebabkan hypoglycemia atau turunnya glukosa dalam darah. Pada konsumsi berbagai jenis obat-obatan ini, Anda tidak boleh mengonsumsi alkohol.
  • Thiazolidinediones
Obat diabetes melitus jenis ini adalah rosiglitazone (Avandia) dan pioglitazone (ACTOS) yang membantu insulin bekerja lebih baik pada otot dan lemak serta mengurangi produksi glukosa di dalam liver. Bila jenis obat troglitazone (Rezulin) sudah ditarik dari pasaran karena menimbulkan masalah liver, rosiglitazone, dan pioglitazone masih tetap diawasi dengan ketat karena tingginya risiko gagal jantung dan serangan jantung. Di sisi lain, obat diabetes melitus ini memiliki sedikit sekali efek samping dan efektif menurunkan kadar HbA1c.
  • DPP-4 inhibitors
Kelas baru obat-obatan yang disebut DPP-4 membantu menormalkan kadar HbA1c tanpa menyebabkan hypoglycemia. Cara kerja obat-obatan ini adalah dengan mencegah pemecahan bahan yang secara alami ada di dalam tubuh dan menurunkan kadar glukosa saat sedang meningkat. DPP-4 tidak menyebabkan peningkatan berat badan dan cenderung memiliki efek positif bagi level kolesterol.
  • SGLT2 Inhibitors
SGLT2 (sodium-glucose transporter) bekerja di dalam ginjal untuk menyerap kembali glukosa yang dapat memblokir aktivitas dan membantu kelebihan glukosa untuk dikeluarkan melalui urine. Canagliflozin (Invokana) dan dapagliflozin (Farxiga) adalah obat diabetes melitus tipe 2 yang baru saja diakui FDA (Food and Drug Administration), Amerika Serikat. Efek samping obat ini adalah infeksi saluran kencing dan infeksi yeast karena tingginya kandungan glukosa dalam urine.
  • Alpha-glucosidase Inhibitors
Acarbose (Precose) dan meglitol (Glyset) adalah jenis alpha-glucosidase inhibitors sebagai obat diabetes melitus yang membantu tubuh menurunkan kadar glukosa dengan menghalangi penguraian zat tepung dari roti, kentang, dan pasta dalam usus. Obat ini harus diminum sambil menggigit makanan. Efek samping yang dapat timbul meliputi perut bergas dan diare.
  • Bile Acid Sequestrants
Obat bile acid sequestrant (BAS) colesevelam (Welchol) adalah obat penurun kolesterol yang menurunkan kadar glukosa pada penderita diabetes. Efek samping obat diabetes melitus ini adalah perut kembung dan sembelit. (PA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar