Kebiasaan tidur larut dan bangun di pagi buta sehingga hanya menyisakan waktu tidur di bawah waktu tidur normal yang minimal 7 jam ternyata sudah terbukti memiliki pengaruh terhadap kadar gula darah orang yang melakukannya. Direktur dari Stark Diabetes Center di University of Texas Medical Branch di Galveston bernama Lynn Maarouf, RD melakukan observasi pada beberapa pasiennya yang memiliki keluhan gula darah yang tinggi, dan semuanya sama-sama memiliki kebiasaan tidur yang tidak normal. Tidak hanya kebiasaan kurang tidur yang dapat memicu kenaikan gula darah yang dapat menyebabkan diabetes, gejala diabetes tahap awal saja sudah mampu membuat penderitanya kehilangan jam-jam tidur karena harus terbangun untuk buang air kecil berkali-kali dalam semalam.
Kebiasaan kurang tidur akan membuat orang merasa mudah lelah dan energi tubuh tidak cukup untuk menyuplai aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasinya, tubuh lalu akan merasakan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang memberikan energi instan, yang biasanya mengandung gula dan dapat langsung meningkatkan level gula darah. Padahal, untuk menjaga gula darah, jadwal makan harus tetap terjaga dan dibiasakan teratur disertai dengan waktu tidur yang cukup. Dengan kadar gula yang terkontrol, tidur Anda juga akan menjadi lebih berkualitas dan bangun dengan energi yang siap dipakai.
Pada saat tubuh kekurangan waktu tidur, tubuh akan merespons dengan menimbulkan reaksi yang menyerupai reaksi resistansi terhadap insulin, yang merupakan gejala awal diabetes. Insulin memiliki fungsi untuk membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi, dan saat terjadi resistansi, sel-sel akan mengalami kegagalan menggunakan hormon ini secara efisien, mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah dan lama-kelamaan menyebabkan diabetes yang merusak mata, ginjal, saraf atau jantung. Terlebih lagi, rutinitas tidur yang terganggu dapat membuat tubuh kekurangan energi, kelelahan dan memicu penumpukan gula sebagai asupan energi yang berbahaya. Rasa lelah ini kemudian juga akan memicu terjadinya penurunan jumlah insulin.
Tidak hanya itu, orang-orang yang kekurangan jam tidur biasanya akan sangat mudah mengalami kenaikan berat badan yang akhirnya menuntun pada terjadinya diabetes. Pada mereka yang sudah mengalami kondisi kelebihan berat badan, tidak jarang tidur juga akan terganggu karena adanya kondisi sleep apnea atau kondisi mendengkur nyaring serta terhentinya napas saat sedang tidur.
Pada dasarnya, tidak ada formula pasti mengenai berapa lama sebaiknya seseorang tidur dan beristirahat total karena tubuh masing-masing orang berbeda. Dalam rata-rata kadar normal untuk tidur, diperlukan 7.5 jam per malam untuk tubuh merasa cukup istirahat dan kembali segar untuk beraktivitas saat terbangun. Meski demikian, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor-faktor lainnya. Karena perbedaan ini, satu orang bisa memerlukan tidur setidaknya 10 sampai 11 jam, atau bahkan sudah cukup sedar hanya dengan tidur selama 4 jam.
Untuk mendeteksi apakah Anda saat ini termasuk kurang tidur, maka Anda dapat mengecek efektivitas penggunaan alarm Anda di pagi hari. Semakin Anda tergantung pada alarm untuk membangunkan Anda, maka semakin tubuh Anda saat ini sedang membutuhkan lebih banyak jam istirahat. Tubuh yang cukup beristirahat dan tidak kurang tidur akan mampu dibangunkan oleh otak bahkan sebelum alarm berbunyi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar